Minggu, September 05, 2010

DALIL-DALIL BAGI PENDETA

PERCIKAN HIKMAT PDT.EM. BEN MALEAKHI

DALIL 17
Pembinaan mempunyai tiga aspek
yang perlu dirancang menyeluruh dan sinambung:
Pembinaan dengan sasaran pengembangan pribadi anggota Jemaat,
baik anak-remaja-pemuda-dewasa maupun lansia.
Pembinaan dengan sasaran seluruh Jemaat,
yaitu menyatukan buah pengembangan pribadi tersebut di atas.
Pembinaan baik pribadi maupun sebagai Jemaat seutuhnya
mengarah pada kehidupan masing-masing di tengah dunia nyata,
yaitu masyarakat dan lingkungan.
Memang tidak seluruh aspek yang terkandung
di dalam lingkup tugas pembinaan itu dikerjakan sendiri oleh Pendeta.
Demikian pula, kalau jumlah Pendeta lebih dari satu orang,
tetap tidak boleh semuanya dipegang oleh Pendeta.
Namun, sebaiknya Pendeta merancang keseluruhan aspek pembinaan itu
secara menyeluruh dan sinambung.
Paling tidak, ada gambaran tentang pembinaan itu seutuhnya dengan rincian
sebagai berikut:
Apa, siapa: yang dibina dan yang membina
Kapan: cuma Minggu atau sepanjang hari
Di mana: Gereja atau keluarga
Mengapa: apa yang mau dicapai, untuk apa, memenuhi panggilan yang mana
Bagaimana: praktisnya, operasionalnya, cara-caranya, petunjuk
pelaksanaannya, metode yang mau dipakai dsb.

Masalah yang belum diperhitungkan dengan serius adalah pembinaan bagi anak.
Anak adalah Sumber Daya Manusia usia dini.
Mereka adalah Gereja masa kini,
terlebih penting lagi sebagai Gereja masa depan.
Kelemahan masa kini (bagi mereka) akan
berakibat bagi Gereja pada masa depan.
Bagaimana Gereja masa depan ada kaitannya dengan
apa yang kita lakukan pada masa kini.
Demikian pula, keluarga masa depan ada di tangan keluarga kita masa kini.
Kapan kita mau melunasi hutang kita untuk membina anak
dalam konteks keluarga maupun Gereja yang hidup di tengah
masyarakat di jaman yang berkembang pesat ini?

Berbicara mengenai pembinaan iman bagi anak-anak
sangat penting memperhitungkan keluarga.
Keluarga sebagai pusat pertumbuhan.
Keluarga merupakan lahan subur bagi pertumbuhan iman.
Kalau lahan yang subur itu tidak dimanfaatkan, alangkah besar kekeliruannya.

Gereja harus siap membantu keluarga, khususnya ayah dan ibu.
Peran ayah dan ibu dalam membina iman bagi anak-anak tidaklah mudah.
Bukan hanya kesibukan, tetapi juga keterampilan masih perlu disiapkan.
Bagaimana mengajarkan kebenaran Firman Tuhan dalam bahasa anak?
Bagaimana memakai waktu yang tepat untuk membawa anak pada Kristus?
Bagaimana memakai Alkitab anak?
(Memiliki Alkitab untuk anak-anak saja belum!)
Wah, masih banyak yang perlu dikerjakan untuk
menolong pertumbuhan iman bagi anak (Batita, Balita, dst.)

Apa komentar Anda?