Jumat, Oktober 30, 2009

RUTIN DAN RUTINITAS

Oleh: Rasid Rachman



Salah satu hal yang paling ditakuti orang adalah rutinitas. Lihat dan perhatikan saja percakapan-percakapan sesama rekan Pendeta dan rohaniwan, guru-guru sekolah, manajer dan direktur di perusahaan, ibu-ibu rumah tangga, bahkan anak-anak sekolah. Rutinitas adalah nama, istilah, terminologi yang sering dihindari oleh banyak orang di zaman ini. Kata ini menimbulkan konotasi membosankan. Ia menciptakan momok atau bahkan mimpi buruk bagi sebagian orang.

“Apa kesibukanmu hari ini?” tanya seseorang.
“Yah, tidak ada yang istimewa. Rutin-rutin saja,” jawab seorang temannya.

Percakapan sederhana dan lazim tersebut merupakan contoh yang memperlihatkan bahwa rutinitas bukan sesuatu yang besar, luar biasa, atau istimewa.
Jadi, bagaimana mungkin dari hal yang sangat biasa itu, yakni rutinitas, muncul sesuatu yang luar biasa semacam eureka atau big bang. Untuk mulai melakukan yang rutin hari itu saja sudah melelahkan, apalagi berkreasi dengann rutinitas. Tapi cobalah memperhatikan alam semesta. Bukankah semuanya berjalan dengan rutin.
Rutin berarti berjalan sesuai prosedur yang teratur dan tidak berubah-ubah. Rutin berasal dari kata tour (Prancis), tornare (Latin), artinya: putaran, keliling, dan re (Latin), berarti: kembali, mengulang. Retour (Prancis), return (Inggris) berarti kembali ke jalan semula. Dengan kata lain, rutin adalah “perjalanan sesuai putaran waktu di tempat itu-itu saja.” Kata routine dalam bahasa Prancis dapat juga berarti latihan, kebiasaan, ketangkasan. Rutin juga dapat dilihat dari ritorno (Italia), artinya kembali. Dari kata ritorno tersebut muncul ingatan pada rituale, yakni ritual. Ritual (ri + allĂ©e) adalah mengerjakan terus itu-itu saja seperti halnya orang berjalan berputar. Seseorang menghayati ritus kepercayaannya, karena ia rutin melakukan ritus tersebut. Segala sesuatu yang dijalani dengan biasa (dengan teratur dan rutin) membuat kita terlatih dan menjadi tangkas.
Seseorang dapat menjadi atlet bulu tangkis oleh karena ia melakukan latihan begitu-begitu saja sesuai prosedur waktu. Ia tidak akan menjadi atlet bulu tangkis terlatih, apabila jadwal dan bentuk latihannya berbeda setiap saat – hari ini berlatih smash, besok berlatih memasukkan bola ke keranjang, lusa berlatih melompat dengan galah, dst. Atau pekan ini latihan 2 kali, pekan depan tidak latihan, pekan berikutnya latihan 6 kali, begitu seterus tanpa jadwal tetap. Tanpa latihan yang rutin, yakni menurut prosedur itu-itu saja, seseorang tidak akan menjadi atlet yang tangkas dan terlatih.
Selain hal yang berhubungan dengan atlet, dalam aktivitas dan hidup sesehari, rutinitas telah membantu kehidupan itu sendiri. Bayi bertumbuh karena rutin menjalani kehidupannya: kapan makan, kapan tidur, kapan bermain. Manusia menjadi sehat dan bergizi karena rutin menjalani kegiatannya: berolah raga teratur, makan teratur, istirahat teratur. Seseorang menjadi ahli karena ia mencintai satu subjek keahliannya. Kita masih hidup karena alam semesta berjalan sesuai prosedurnya secara rutin: surya bersinar di waktu pagi dan tenggelam waktu senja, musim berganti musim sesuai jadwal, tanaman mengeluarkan oksigen pada siang hari dan mengeluarkan karbon dioksida pada malam hari, bumu berputar mengikuti rotasinya, dsb. Air mengalir ke tempat lebih rendah, namun akan terjadi bencana banjir jika air merayap ke tempat lebih tinggi. Dengan demikian, rutinitas menciptakan kemajuan dan memelihara kehidupan. ©