Sabtu, Mei 01, 2010

DALIL-DALIL BAGI PENDETA

PERCIKAN HIKMAT PDT.EM. BEN MALEAKHI

DALIL 7
Tiada hari tanpa doa dan Alkitab. Bersaat teduh setiap hari. Meditasi,
ber-refleksi dan evaluasi diri menumbuhkan potensi
Adakah ruangan khusus di pastori Anda, untuk Anda belajar?
Orang katakan begini: (dan mudah juga ditangkap maknanya)
“Kalau mengharapkan susunya, peliharalah sapinya.”

Seringkali kita melakukan hal yang keliru.
Bagaimana kita mengharapkan ada kekuatan,
padahal kita tidak menghimpun kekuatan?
Bagaimana kita akan dekat dengan Tuhan,
padahal kita tidak menyediakan diri untuk datang menghampiri-Nya
secara teratur dan mendisiplinkan diri secara ketat?
Bagaimana kita mau menjadi bijak,
padahal kita tidak menggali sumber kebijakan (wisdom) yaitu firman-Nya?

Hal lain, yang juga mendukung rumusan di atas adalah penjelasan ini:
Apakah efektif itu? Sering kita mengatakan biarlah Anda
menjadi orang yang efektif dalam melakukan ini dan itu. Apa artinya?
Efektif adalah berproduksi dan berproduksi lagi dan berproduksi lagi,
jadi semakin lama semakin bertambah kuantitas maupun kualitas.
Kalau kita berprestasi, tetapi tidak dapat mempertahankannya,
apalagi meningkatkannya terus, maka kita bukan orang yang efektif.
(Rumusan semacam ini dijelaskan dengan baik sekali dalam buku:
The Seven Habits of Highly Effective People).

Nah, sebagai Pendeta, kita harus menjaga sumber-sumber potensi
untuk melayani dengan efektif. Salah satu caranya adalah dengan
menekuni saat teduh sSetiap hari. Tiada hari tanpa doa dan Alkitab.
Rumus ini bukan rumus yang dibuat-buat. Kita akan mengiakannya,
kalau memahami apa yang dikatakan dalam Mazmur 119:15, 27, 97, dll.

"Pagi-pagi buta aku bangun dan berteriak minta tolong;
aku berharap kepada firman-Mu. Aku bangun mendahului
waktu jaga malam untuk merenungkan janji-Mu." (Mzm 119:147-148)

Hambatan yang mudah menggagalkan kita dalam menekuni bersaat teduh
tiap hari adalah hal-hal yang seringkali dianggap remeh dan sepele.
Kalau hal-hal itu tidak diwaspadai akan menghancurkan kebiasaan yang baik
untuk membina potensi spiritual kita.
Hambatan-hambatan yang menghadang kita itu, misalnya:

Malas
Malas tidak ada obatnya, kecuali belajar bagaimana menjadi rajin.
Tidak disiplin. Memang perlu ada orang yang mengingatkan.
Namun, yang terutama harus dorongan dari dalam diri sendiri.
Terlampau sibuk. Kalau tidak diimbangi dengan saat teduh
dan belajar serta menyiapkan diri dengan sungguh-sungguh,
maka kegiatan yang beraneka ragam dan banyak jumlahnya
serta semerawut itu akan merupakan tong kosong, tanpa isi.
Sayang sekali. Hanya sampah yang dihasilkan, bukan buah-buahan segar.
Makanan tanpa gizi yang disajikan.
Bagaimana pelayanan yang demikian bisa dipertanggung-jawabkan?

Seorang Pendeta akan membaca dan merenungkan serta memahami firman-Nya
bukan hanya ketika menghadapi tugas mempersiapkan khotbah atau ceramah.
Bukan hanya untuk itu, tetapi untuk dirinya sendiri juga.
Bahkan, untuk dirinya terlebih dahulu.
Ia harus memelihara hubungan pribadinya dengan Tuhan: akrab dan mesra!
Mengapa? Karena ia mengasihi Tuhan!

Apakah komentar Anda

Tidak ada komentar: