Kamis, Juli 22, 2010

DALIL-DALIL BAGI PENDETA

PERCIKAN HIKMAT PDT.EM. BEN MALEAKHI

DALIL 14
Pendeta tidak sanggup dan juga tidak perlu
melaksanakan tugas penggembalaan itu seorang diri.
Sebab itu Pendeta harus memiliki:
Jaringan penggembalaan co-Pastor sebagai
sistem bagi awam untuk saling menggembalakan
Dia (Pendeta) tidak boleh memonopoli peran
penggembalaan itu pada dirinya sendiri.
Sebab, kalau demikian, bila ia pergi,
maka Jemaat akan mengalami kesulitan.
Pendeta bertanggung-jawab atas penggembalaan,
namanya saja “gembala”,
namun ia melaksanakannya dengan memakai sistem yang tepat guna.
Jemaat tidak boleh bergantung hanya pada satu atau dua orang saja.
Dalam hal ini, sama sekali bukan berarti Pendeta boleh menganggur
dan tidak mengadakan pelawatan door-to-door.
Ditinjau dari sudut penggembalaan,
dapat dikatakan Jemaat yang kuat adalah bukan Jemaat
yang menggantungkan diri pada Pendeta.
Jumlah Pendeta yang banyak dan
masing-masing memiliki kemampuan teologis atau psikologis yang baik
bukanlah jaminan.
Yang dibutuhkan adalah sebuah sistem jaringan yang baik.
Jaringan untuk memobilisir awam dalam gerakan saling menggembalakan.
Hal tersebut di atas dikatakan dalam buku:

Can the Pastor Do It Alone

Buku itu sudah diuji-coba puluhan tahun.
Setelah hasilnya memuaskan, barulah diterbitkan.
Buku itu berisikan banyak hal yang penting, antara lain:
Bagaimana merekrut calon co-Pastor
Bagaimana menyiapkan mereka
Bagaimana menempatkan mereka dalam tugasnya sehari-hari
Bagaimana memelihara kondisi para co-Pastor itu
Bagaimana mengatasi kelemahan intern maupun ekstern co-Pastor
(Kelemahan ekstern co-Pastor, misalnya:
Mereka ditolak oleh anggota Jemaat,
karena dianggap kurang memiliki kompetensi, bukan Pendeta dlsb)

Dalam melaksanakan tugas pelawatan (door-to-door),
sebaiknya Pendeta didampingi oleh pasangannya (istri atau suami).
Pemahamannya begini:
Dalam kunjungan pastoral itu kita bayangkan
keluarga berjumpa dengan keluarga.
Bukan seperti dokter dengan pasien.
Kalau kunjungan dilakukan bersama,
Pendeta bersama istri atau suami dapat melanjutkan pergumulan doa
bagi anggota Jemaat ketika mereka di rumah.
Doa yang kontinu penting dalam penggembalaan.
Bukan hanya doa ketika berhadapan dengan anggota Jemaat yang diutamakan.
Bila dibutuhkan percakapan dengan suami atau istri saja,
maka suasana sudah mendukung untuk segera melaksanakannya.
Karena, anggota Jemaat sudah mengenal Pendeta bersama istri atau suaminya.

Mengenai “jam bicara Pendeta”, ada yang perlu diingatkan, yaitu:
Jam bicara Pendeta tidak menggantikan
Penggembalaan dalam kunjungan rumah tangga.
Alasannya begini:
Dalam kunjungan Pendeta berarti
Gembala datang ke dunia kehidupan sehari-hari dari anggota Jemaat.
Sedangkan dalam jam bicara anggota datang ke dunia kerja Pendeta.
Ini perbedaan besar.
Dalam kunjungan ke dunia sehari-hari kehidupan anggota Jemaat
Pendeta dan istri mengenal mereka dengan lebih pas.
Dan, pengenalan yang demikian menjadi modal dasar untuk
pengembangan usaha penggembalaan berikutnya.
Jangan kesibukan Pendeta menghalalkan
penggantian kunjungan rumah menjadi jam bicara.
Siapa perlu boleh datang pada waktunya. Bukan begitu.
Dalam memobilisir awam untuk saling menggembalakan,
yang penting sebagai modal dasar adanya saling memberi perhatian.
Sebab itu ayat Alkitab di bawah ini dapat direnungkan sebagai titik tolak:
Marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling
mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. (Ibr 10:24)

Apakah komentar Anda?

1 komentar:

suara musafir mengatakan...

Thanks for inspire