Selasa, Juli 13, 2010

DALIL-DALIL BAGI PENDETA

PERCIKAN HIKMAT PDT. EM. BEN. MALEAKHI

DALIL 13
Sederhananya tugas penggembalaan adalah begini:
Bagaimana caranya mengubah keadaan:
Dari konflik menjadi kompak
Dari tegang menjadi tenang
Dari marah menjadi ramah
Dari duka menjadi suka

Nampaknya sederhana, hanya memutar dari yang negatif menjadi positif.
Tetapi, kenyataannya sukar sekali,
bahkan tidak mungkin kalau bukan dengan kuasa Roh dan Firman.
Seorang Pendeta (dalam hal ini Gembala) adalah
orang yang menunjukkan arah di mana dapat bertemu dengan
Gembala Yang Baik, yaitu Yesus Kristus
melalui Firman-Nya di dalam kuasa Roh Kudus.

"Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,
jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan
kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan,
tetapi dengan pengabdian diri. Janganlah kamu berbuat seolah-olah
kamu mau memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu,
tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba itu." (1Pet 5:2-3)

Konflik mempunyai tiga aspek, yaitu:
Konflik dengan Tuhan,
konflik dengan diri sendiri
konflik dengan sesama dan lingkungan.
Mulai dari konflik yang pertama,
kemudian mempengaruhi yang kedua,
akhirnya sampai pada yang ketiga.
Bagaimana penyembuhannya?
Juga tiga aspek.
Mulailah dengan membereskan hubungan dengan Tuhan,
kemudian menerima diri sendiri sebagaimana adanya,
dan barulah terbuka untuk menerima sesama dan
lingkungan sebagaimana adanya.

Dari konflik yang tiga aspek itu menjadi kasih yang juga tiga aspek, yaitu:
"Kasihilah Tuhan Allah-mu dengan segenap hatimu dan
segenap jiwamu dan segenap akal-budimu
Kasihilah sesamamu manusia Seperti dirimu sendiri
Itulah hukum utama." (Mat 22:37-40)

Untuk mengatasi konflik, hal penting yang pertama adalah kasih.
Yang kedua adalah damai sejahtera (syalom):
"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku
Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti
yang diberikan oleh dunia kepadamu." (Yoh.14:27)

Masalahnya adalah, bagaimana Pendeta menganyam kedua unsur potensial itu
(kasih dan syalom) dalam melaksanakan penggembalaan.
Menurut 1Petrus 5:2-3 Pendeta menyampaikan berita yang demikian itu
terutama dan terkhusus dengan menjadikan dirinya
”teladan” bagi domba gembalaannya.
Ia bukan saja berkata-kata,
mengemukakan teori ini dan itu yang penting,
tetapi juga membuka diri untuk dilihat sebagai teladan.
Artinya, kalau hidup Pendeta sehari-hari memang diliputi
oleh kasih dan damai sejahtera,
maka kata-kata dan ajakannya dalam penggembalaan akan diikuti orang.

Jangan salah paham.
Berbagai teori pastoral atau pun konseling tentu dibutuhkan.
Tetapi hal yang mendasar sebelum memakai berbagai teori itu
adalah keteladanan sang Pendeta itu sendiri.

Apakah komentar Anda ?

Tidak ada komentar: