Senin, April 12, 2010

DALIL-DALIL BAGI PENDETA

PERCIKAN HIKMAT PDT. EM. BEN MALEAKHI

DALIL 4

Karir seorang Pendeta adalah perpaduan serasi
antara dedikasi dan profesi.
Keduanya dianyam rapi, wajar dan mengesankan.
Buah dari perpaduan yang serasi itu,
lahirlah potensi yang kuat dan ampuh
untuk mengatasi berbagai masalah.
Sebagai dedikasi karir Pendeta itu menembus berbagai
kendala yang timbul karena kurangnya sarana,
uang dan berbagai kendala lain.
Ia bekerja bukan karena materi.
Ia bekerja karena terpanggil untuk bekerja.
Sebagai profesi, karir Pendeta seharusnya dapat diukur, dikelola.
Berhasil-tidak-berhasilnya merupakan hal yang transparan.
Dan, karena transparan dapat dikembangkan
dengan mengikutsertakan berbagai partisipasi dari luar dirinya.

Dedikasi atau penyerahan diri dimulai dari sebuah
komitmen (atau janji setia) terhadap Tuhan sendiri.
Kemudian, barulah dijabarkan dalam bentuk apa-apa
yang mau dikerjakan dalam pelayanan.
Komitmen itu tidak timbul begitu saja,
tetapi dari proses menggumuli firman Tuhan.
Sebagai contoh dapat dikemukakan firman yang demikian:

"Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati
dan telah dibangkitkan untuk mereka." (2Kor 5:15)

Jadi, apakah ada keterpanggilan untuk hidup
bagi Tuhan dan bukan bagi diri sendiri.
Komitmen ini menuntut keseluruhan hidup.
Totalitas ini akan tercermin di dalam pelayanan seorang Pendeta.
Dia harus mulai dari penghayatan, bahwa Kristus telah mati baginya.
Sebab itu, respons yang optimal adalah penyerahan diri
yang juga sepenuhnya kepada Yesus Kristus.
Komitmen itu selayaknya diberi bentuk, agar menjadi nyata.
Kita bertanya lagi pada Alkitab, apa bentuk yang nyata itu.

Dalam kaitan dengan manusia baru
Kolose 3:5-17 menyimpulkan rumusan begini:
"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan
atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus,
sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." (Kol 3:17)

Segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Pendeta
sebaiknya ditaruh di bawah terang firman Tuhan ini.
Melakukannya dengan sebaik-baiknya,
dalam nama Tuhan, untuk Tuhan dan bagi kemuliaan-Nya.

Selain dedikasi, pekerjaan Pendeta juga sebagai profesi.
Tidak boleh seorang Pendeta melaksanakan tugas-panggilannya
dengan cara dadakan, atau tanpa rencana.
Ia bekerja dan pekerjaannya dipertanggung-jawabkan.
Pertama-tama dipertanggung-jawabkan kepada Tuhan.
Kemudian, juga dipertanggung-jawabkan kepada manusia,
yaitu Jemaat yang ia layani.
Pelaksanaan pertanggung-jawaban itu dipercayakan kepada Majelis Jemaat
Namun, sayangnya seringkali Majelis Jemaat tidak melihat tugasnya
sebagai penerima pertanggung-jawaban itu.
Sebaliknya, Pendeta ikut diam saja kalau Majelis Jemaat tidak
menugasi apa-apa dan tidak juga meminta pertanggung-jawaban.
Dengan demikian aspek profesionalitasnya kurang nampak.
Apakah komentar Anda?

Tidak ada komentar: