Selasa, April 20, 2010

DALIL-DALIL BAGI PENDETA

PERCIKAN HIKMAT PDT.EM. BEN MALEAKHI

DALIL 5

Pakailah rumus tiga B dalam berkomunikasi:
Benar = tidak menyalahi apa pun
Baik = ada manfaatnya, besar gunanya
Bagus = saatnya tepat, caranya indah dan menyenangkan orang
Firman Tuhan yang akan dikutip di bawah ini mengingatkan Pendeta pada
ucapannya.
Ucapan itu diutarakan baik di mimbar, di depan orang banyak.
Atau, penuturan di dalam percakapan pastoral orang per orang.
Ucapan Pendeta hendaknya berisikan firman-Nya, menyalurkan kasih,
melahirkan kehangatan persekutuan.

"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,
jangan hambar sehingga kamu tahu,
bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." (Kol 4:6)

Saluran komunikasi yang bermuatan wibawa firman Tuhan itu
akan lebih mudah dikendalikan bilamana kita memperhatikan rumus tiga B,
yaitu:

Benar = dalam percakapan dijaga jangan sampai melanggar suatu norma.
Mulai dari norma yang dianut semua orang (aspek budaya, tradisi).
Demikian pula, norma yang berdasarkan firman Tuhan.
B yang pertama ini sangat penting,
namun masih perlu diperhatikan dua B lainnya, yaitu:

Baik = isi percakapan yang bermuatan normatif itu perlu disampaikan
pada alamat yang tepat, agar memberikan hasil yang memuaskan.
Hal serupa perlu dikenakan juga ketika Pendeta mengutarakan gagasannya,
usulnya, atau tanggapannya terhadap gagasan orang lain.
Ketika itu, ia perlu bertanya pada dirinya sendiri,
apakah pelontaran kata-katanya itu bermanfaat bagi orang banyak.

Bagus = kalau kedua B di atas telah matang disiapkan,
maka jangan terlalu cepat menganggap sudah selesai.
Masih ada B yang lain lagi, yaitu BAGUS.
Artinya, apakah waktunya cocok.
Apakah cara penyampaian saya sesuai dengan
situasi yang sedang berkembang.
Kapan tegas, kapan keras, kapan lembut, dsb.
Semua itu membutuhkan ketelitian dan kecermatan.
Melaksanakan yang demikian sukar sekali,
namun kalau dibiasakan akan lancar juga.
Orang bisa karena biasa.
Orang diterima karena sikapnya.
Orang dihargai karena perkataannya.
Orang lain akan menghargai kita
kalau kita sendiri menghargai perkataan kita sendiri.
Artinya, yang kita katakan kita taati sendiri juga.
Untuk ini ada rumus lain, begini bunyinya:

"Tidak semua yang saya ketahui saya katakan.
Tetapi semua yang saya katakan harus saya ketahui."

Rumus singkat tersebut di atas mengingatkan kita pada
beberapa hal, misalnya:
Kita sangat perlu berhemat dengan kata-kata kita.
Bukankah di dalam semakin banyak kata-kata,
terdapat semakin banyak kesalahan?
Dengan berhemat tidak berarti sama sekali tidak berbicara.
Hemat artinya memilih, dan sekali lagi, memilih yang
paling tepat untuk disampaikan pada waktu yang tepat
dan sampai ke alamat yang tepat pula.
Rumus di atas juga mengajarkan kita bagaimana menyimpan rahasia.
Tidak semua yang saya ketahui saya katakan.
Jadi, masih banyak yang disimpan.

Apakah komentar Anda?

Tidak ada komentar: